Sabtu, 30 April 2011

ANGGARAN PENDAPATAN BEKASI

APBD Kabupaten Bekasi 2010 defisit Rp3OO miliar. "Kami nilaiAPBD 2010 ini carut marut," sebut juru bicara (jubir) Badan Anggaran (Banang) DPRD IrTaih Winarno. Menurutnya dari APBD 2010 Rpl.699.392.790.875,- rencana pendapatan daerah hanya Rpl.383.668.072.400. Dana itu terdiri dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) Rp237.82S.677.400, Dana Perimbangan Rpl.018.029.395.000, serta lain-lain Pendapatan Daerah yang san Rpl27.813.000.000,- "Dari angka-angka itu terlihat ada defisit Rp 300 miliar," tandas Taih. Defisit itu, ungkap Taih, lantaran ada dana APBD 2009 yang tidak terserap sekitar Rp300 miliar. "Jadi dana tak terserap itu dialokasikan ke APBD 2010," tukasnya. Tidak terserapnya APBD Kabupaten Bekasi 2009, diakui Wakil Bupati Bekasi, H. Darip Mulyana sebagai kelemahan kinerja pemerintahannya bersama Bupati Saduddin. Apalagi, aku Darip, sudah dua tahun bertuut-turut ratusan miliar dana APBD tak terserap. Pemkot Bekasi akan meminjam dana segar ke bank untuk mengatasi defisit anggaran.
Tahun anggaran tinggal tiga bulan lagi, tapi daya serap Anggaran Pendapatan dan Belanda Daerah (APBD) Bekasi masih rendah. Wakil Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengatakan, hingga saat ini daya serap anggaran APBD baru mencapai 60 persen dari total APBD sebesar Rp 1,7-triliun.Ia mengakui, untuk triwulan ke depan hingga Desember 2010 Pemkot Bekasi masih memiliki sisa 40 persen anggaran yang belum terserap, yaitu sekitar Rp 680 miliar. Rahmat beralasan, rendahnya daya serap anggaran disebabkan oleh belum selesainya pembangunan yang bersifat fisik. "Bukan berarti yang 40 persen tidak bisa dibelanjakan," katanya.
Rendahnya daya serap APBD Kota Bekasi, menurut Chai-ruman, anggota Komisi C DPRD Kota Bekasi yang membidangi masalah anggaran, cukup mengkhawatirkan. Keterbatasan waktu akan membuat Pemkot tergesa-gesa dalam menyelesaikan pembangunan fisik.
Akibatnya, menurut Chai-ruman, akan terjadi penurunan kualitas dan pengawasan. "Masyarakat sebagai pengguna hasil pembangunan menjadi dirugikan," kata Chairuman. Ia menekankan pentingnya pengawasan internal di tubuh pemkot. Selain 40 persen anggaran yang belum terpakai, masalah lain yang dihadapi pemkot adalah rendahnya pendapatan daerah. Pendapatan daerah yang dihasilkan Pemkot juga rata-rata baru 60"persen.
Hal itu terkait dengan defisit anggaran yang dialami Pemkot Bekasi tahun anggaran 2010 akibat kesalahan prediksi pendapatan, yang memasukkan pajak daerah dan retribusi daerah seperti tertuang dalam UU Nomor 28 Tahun 2009 sebagaisalah satu sumber pemasukan asli daerah (PAD).